Ilustrasi Penyebaran Wolbachia

Nyamuk Aedes Aegypti ber-Wolbachia, Apakah Solusi Tepat Atasi Demam Berdarah?

Nyamuk Aedes Aegypti ber-Wolbachia | Mendengar kata nyamuk Aedes Aegypti pasti akan mengingatkan kita pada sebuah penyakit yang sering dijumpai di Indonesia. Ya, pengakit Demam Berdarah Dengue (DBD). Penyakit yang hingga kini belum ditemukan vaksin yang dapat mengatasi penularan dari gigitan nyamuk Aedes Aegypti.

Mari kita coba kembali ke masa lalu, masih ingatkah dengan iklan layanan masyarakat tentang pencegahan demam berdarah dengan melakukan 3M, yaitu : (1). Menguras, (2). Menutup, dan (3). Mengubur. Tetapi apakah semu hal itu dangan mencegah terjadinya demam berdarah di sekitar nya?

Beranjak dari permasalahan tersebut, akhirnya dimulailah sebuah penelitian yang dirapkan dapat menyelesaikan masalah penularan penyakit demam berdarah di Indonesia khususnya. Akhirnya terbentuklah sebuah peneliatian yang diberi nama EDP (Eliminate Dengue Program) atas kerjasama Fakultas Kedokteran UGM dan Yayasan Tahija Universitas Monash, Australia.

 Wolbachia adalah sebuah bakteri alami, jadi Nyamuk Aedes Aegypti ber-Wolbachia adalah nyamuk aedes aegypt yang sudah disuntikkan bakteri Wolbachia ke dalam tubuhnya. Fungsi dari bakteri Wolbachi sendiri adalah dapat menghambat virus dengue yang ada didalam tubuh nyamuk Aedes Aegypti sehingga tidak dapat ditularkan kepada manusia.

Pertanyannya, bagaimana menghadirkan nyamuk – nyamuk ber-Wolbachia tadi berada dilingkungan masyarakat? Nah, itulah keberfungsian dari Penelitian EDP ini dalam hal penyebaran Nyamuk Aedes Aegypti ber-Wolbachia. Proses penyebaran pun bukan dengan proses yang sangat mudah, harus banyak tahap yang dilakukan untuk mencapai ketitik kesempurnaan dalam sebuah penelitian.

Beberapa tahap penelitian yang telah dilakukan oleh pihak EDP :

Tahap Pertama : Persiapan dan Kelayakan Penilaian Keamanan (Oktober 2011 – September 2013)

Hasil yang ditunjukkan pada tahap ini penelitian ini adalah :

  • Wolbachi secara umum ditemukan pada serangga liar yang hidup di Yogyakarta.
  • Wolbachi pada Aedes Aegypti yang dikembangkan oleh EDP-Yogyakarta secara genetis sama dengan Wolbachia yang ditemukan secara alami di banyak serangga liar di Yogyakarta.
  • Nyamuk Aedes Aegypti ber-Wolbachia lokal yang akan dilepas secara genetik sama dengan nyamuk Aedes Aegypti liar yang ada di wilayah penelitian.
  • Di laboratorium, Wolbachia terbukti mampu menghambat perkembangan virus dengue pada nyamuk Aedes Aegypti lokal.

Tahap kedua : Pelepasan Skala Terbatas Nyamuk Aedes Aegypti ber-Wolbachia (Oktober 2013 – Desember 2015)

Adapun kegiatan – kegiatan yang dilakukan pada tahap ini adalah :

  • Persiapan pelepasan nyamuk Aedes Aegypti ber-Wolbachia.
  • Pelepasan nyamuk Aedes Aegypti ber-Wolbachia selama 20 minggu. Pelepasan pertama dilakukan di Nogotirto dan Kronggahan, Kecamatan Gamping, Kabupaten Sleman. Pelepasan nyamuk Aedes Aegypti ber-Wolbachia dimulai pada tanggal 22 Januari 2014. Pelepasan selanjutnya diadakan di Jomblangan dan Singosaren, Kecamatan Banguntapan, Kabupaten Bantul pada akhir 2014.
  • Pemantauan dan Evaluasi.

Pemilihan keempat desa diatas bukan hanya sekedar pilih desa saja, tetapi memang desa tersebut memiliki angka cukup tinggi dalam masalah penyakit demam berdarah. Selain ini karena ini merupakan tahap awal penyebaran nyamuk Aedes Aegypti ber-Wolbachia maka yang dibutuhkan adalah kerjasam antara pihak EDP dan warga yang akan dijadikan objek penelitian, dan akhirny kedua desa tersebut menyambutnya dengan tangan terbuka. So pasti akan sulit kan menerima dengan lapang dada sebagai objek penelitian yang belum jelas keberhasilannya.

Grafik Persentase Nyamuk Aedes Aegypti ber-Wolbachia
Gambar : Grafik Persentase Nyamuk Aedes Aegypti ber-Wolbachia

Tahap Ketiga : Pelepasan Nyamuk Aedes Aegypti ber-Wolbachia Pada Skala Luas

Dengan keberhasilannya pada tahap kedua yaitu penyebaran Nyamuk Aedes Aegypti ber-Wolbachia di keempat desa tersebut, maka langkah selanjutkan adalah melakukan pelepasan Nyamuk Aedes Aegypti ber-Wolbachia secara luar di daerah Yogyakarta. Tahap ini rencana akan dilaksanakan pada awal tahun 2016 ini. Semoga didukung penuh oleh masyarakat dan Pemerintah.

Setelah panjang lebar baca artikel diatas, mungkin masih ada yang belum mengerti bagaimana proses ternyadinya penyebaran bakteri Wolbachia ini kepada banyak nyamuk yang ada diluaran sana? Okey, mungkin bisa saya jelaskan sedikit.

Dari hasil bakteri Wolbachia yang ditemukan tersebut, maka dilakukanlah proses ternak nyamuk dengan menyuntikkan bakteri wolbachia ke telur nyamuk Aedes Aegypti. Dari telur tersebut yang suntikkan tesebut akan dijaga hingga proses penetasan dan menjadi nyamuk yang sudah ber-Wolbachia. Setelah cukup umur maka nyamuk ber-Wolbachia tersbut disebarkan kan diharapkan akan melakukan perkawinan, dan hasil dari perkawinan tersebut akan menghasilkan keturunan yang sudah mengandung bakteri Wolbachia di dalam tubuhnya. Bisa dilihat seperti ilurtrasi dibawah :

Ilustrasi Penyebaran Wolbachia
Gambar : Ilustrasi Penyebaran Wolbachia

Sekilas tentang Project EDP bisa kamu lihat di video berikut :

Akhirnya pada tanggal 1 Desember 2015 kemaren saya dan teman – teman Komunitas Blogger Jogja mendapatkan undangan untuk dapat melihat langsung proses ternak nyamuk Aedes Aegypti yang dilkukan pihak EDP di Insectarium di daerah kampus Universitas Gajah Mada. Tidak hanya melihat proses saja, tetapi terjadi diskusi menarik antara pihak blogger dan penanggung jawab program tersebut. Khusunya saya sendiri yang menarik menjadi pertanyaan adalah mengenai proses pemberian makan terhadap nyamuk – nyamuk tersebut. Karena untuk memberikan makan pada nyamuk ber-Wolbachia harus mendaftar menjadi volunter terlebih dahulu dan dicek benar – benar kesehatannya sampai saatnya diperbolehkan untuk memberikan makan.

Proses pemberian makan pun sangat selektif, ketika kita memberikan makan pada kandang A maka seterusnya kita juga harus memberi makan pada kandang A. Dalam prosesnya, jika si volunter tersebut setelah memberikan makan dan pulang kerumah kemudian ada keluhan – keluhan yang berkaitan dengan kesehatan. Pada dari pihak EDP akan memusnahkan semua nyamuk ber-Wolbachia yang ada dalam kandang yang diberikan makan oleh si volunter tadi. Walaupun bisa jadi keluhan tersebut bukan diakibatkan dari nyamuk, bisa jadi dari kegiatan harian si volunter. Langkah ini diambil untuk menjaga keamanan dari hal – hal yang tidak diinginkan kelak ketika melakukan penyebaran nyamuk – nyamuk tersebut ke masyarakat.

Maka dari hasi pemaparan saya diatas, apakah Nyamuk Aedes Aegypti ber-Wolbachia Solusi Tepat Atasi Demam Berdarah? Dengan tegas saya katakan YAAA!! Walaupun belum bisa sepenuhnya dapat menanggulangi masalah penyakit demam berdarah, tapi ini adalah terobosan yang sangat bagus dan baik untuk dikembangkan lagi hingga masyarakat Indonesia bebas dari penyakit deman berdarah.

Nyamuk Aedes Aegypti ber-Wolbachia

EDP (Eliminate Dengue Program)

Website : http://www.eliminatedengue.or.id

Tim Peneliti : http://www.eliminatedengue.com/yogyakarta/tim-yogya

Alamat : Jl. Podocarpus I Sekip Blok N-14, Bulaksumur atau selatan RSUP dr Sardjito

5/5 - (1 vote)
Arief Ramadhan

Seorang Blogger Pekanbaru Penikmat Kuliner & Wisata. SEO Expert Pekanbaru & Digital Marketing Pekanbaru.

Artikel Terkait

Leave a Comment